Sabtu, 14 April 2012

keperawatan keluarga

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A.      KONSEP DASAR KELUARGA
1.      Pengertian
a.       Berdasarkan hasil lokakarya keperawatan tanggal 1 Januari yang dikutip dalam buku (Effendy, 1997). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan dibidang kesehatan yang didasari ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat sejak lahir sampai meninggal.
b.      Perawatan kesehatan keluarga (family Health Nursing) adalah perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan kepada keluarga sebagai unit kesatuan dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasarannya. (Salvino, 2005)
c.       Keluarga adalah dua atau lebih individu yang terbuang karena hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Barlon, 2005)
d.      Keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan “lembaga” yang mempengaruhi kehidupan masyarakat terjadi hubungan maka keluarga sebagai lembaga/unit pelayanan yang perlu diperhitungkan. (H. zaidin Ali. 2002)
e.       Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI, 2000).
2.      Keluarga sebagai unit pelayanan
Dalam buku keperawatan kesehatan keluarga, freedmen mengemukakan beberapa alas an sebagai berikut:
a.       Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat dimana hubungan yang erat antara anggota keluarga dengan keluarga besar. (ekstended family) sangan menonjol maka keluarga sebagai lembaga perlu dipertimbangkan.
b.      Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan dipengaruhi, keluarga mempunyai peran utama dalam memelihara kesehatan seluruh anggota keluarga dan bukan individu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang diinginkan.
c.       Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakitpada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga yang lain. Peranan dari anggota keluarga akan mengalami perubahan bila ada salah satu anggota keluarga menderita sakit. Di lain pihak statuds kesehatan dari pasien juga sebagian ditentukan oleh kondisi keluarganya.
d.      Dalam memelihara individu, keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara anggota yang sakit. Hal ini terlihat nyata pada keluarga yang mengalami sakit tetapi juga anggota keluarga besar (extended family)
e.       Keluarga merupakan perantara yang efektif, yang mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan terutama melalui peningkatan kesehatan keluarga.
3.      Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
a.       Fungsi biologis
1)      Meneruskan keturunan
2)      Memelihara dan membesarkan anak-anak
3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi psikologis
1)      Memberikan kasih saying dan rasa aman
2)      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)      Memberikan identitas keluarga
c.       Fungsi sosialisasi
1)      Membina sosialisasi pada anak.
2)      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3)      Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d.      Fungsi ekonomi
1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2)      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluargadi masa yang akan dating misalnya pendidikan anak , jaminan hari tua dan sebagainya.
e.       Fungsi pendidikan
1)      Memberikan pengetahuan pada anak, keterampilan, dan membentuk perilaku sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam memenuhi peranannya sebgai orang dewasa.
3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.  (Suprayitno, 2004)



4.      Tipe keluarga
Keluarga dapat dibagi menjadi beberapa tipe yaitu
a.       Keluarga inti (nuclear family)
Yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b.      Keluarga besar (extended family)
Yaitu suatu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluargainti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjangsatu sama lainnya.
c.       Keluarga duda/janda (single parent family)
Yaitu satu keluargai yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidupbersama dan dengan rumah yang sama atau keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
d.      Keluarga berantai (serial family)
Yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti..
e.       Keluarga berkomposisi
Yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.       Keluarga kabitas (cabitation family)
Yaitu dua orang atau satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
g.      Nuclear Dyed
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami isteri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
h.      Reconsituaened atau blended family
Yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan sepasang yang masing-masing pernah menikah dan masing-masing menbawah anak hasil perkawinan terdahulu.
i.        Tree generation Family
Yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan anak dalam satu rumah.
j.        Middle age atau ederly couple
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan. (friedman, 1986)
5.      Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapa didalam keluarga adalah sebagai berikut:
a.       Peran ayah
Yaitu sebagai suami dari istri dan anak-anak, sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberikan rasa aman sehingga kepala keluarga berperansebagai anggota keluarga dari kelompok sosialnya serta berperan sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peran ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu merupakan pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebgai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.       Peran anak
Anak melaksanakan peranan psikologis sesuai dengan perkembangannya baik fisik , mental social dan spiritual.
6.      Tahap-tahap perkembangan
a.       Tahap keluarga pemula
Keluarga pemula adalah keluarga yang baru menikah, keluarga  baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan yang baru. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
1)      Membangun perkawinan yang harmonis
2)      Menghubungkan jalinan persaudaraan secara harmonis
3)      Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
b.      Tahap keluarga yang sedang mengasuh anak
Keluarga yang menantikan kelahiran mulai kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Adapun tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu:
1)      Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit mantap
2)      Mempertahankan keluarga
3)      Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran orang tua, kakek dan nenek.
c.       Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah
Tahap ini dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika berusia 5 tahun. Keluarga ini terdiri dari 3-5 orang (suami, istri dan anak). Adapun tugas perkembangan dari tahap ini yaitu:
1)      Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, dan sebagainya.
2)      Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan keluarga yang lain juga harus dipenuhi.
3)      Mempertahankan hubungan ynag baik
4)      Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
5)      Pemagian waktu untuk individu, pasaangan dan anak.
d.      Tahap keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai pada anak usia pertama 6 tahun (mulai masuk sekolah) dan berakhir pada usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Adapun tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu:
1)      Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya dengan baik
2)      Mempertahankan hubunagn perkawinan
3)      Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e.       Tahap keluarga dengan anal remaja
Tahap ini dimulai anak pertama umur 13 tahun hingga anak berumur 19 tahun. Adapun tugas perkembang keluarga dari tahap ini yaitu:
1)      Mengembangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa mandiri.
2)      Berkomunikasi secara terbuka antar anak-anak.
3)      Menfokuskan kembali hubungan perkawinan.
f.       Tahap keluarga dengan anak dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah. Tujuan tahap ini adalah mengorganisasikan kembali untuk ttetap berperan dalam melepas anak hidup sendiri. Adapun tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah:
1)      Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga yang baru yang didapatkan melalui perkawinan anak.
2)      Melanjutkan/memperbaharui keharmonisan perkawinan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.
3)      Membantu orang tua lanjut usia yang cenderung sakit sakitan dalam kehidupan dan kesehatan.
g.      Tahap usia pertengahan
Tahap ini dimulai ketika anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pension atau kematian salah satu pasangan orang tua 45-55 tahun sampai 16-18 tahun kemudian) adapun tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu:
1)      Mempertahankan suasana rumah yang menyengakan.
2)      Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3)      Mempertahankan hubungan perkawinan
4)      Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
5)      Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.

B.       KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1.      Pengertian
Proses keperawatan adalah kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang diberikan kepada keluarga agar proses pertolongan yang diberikan kepada keluarga menjadi sistematis. Sekumpulan tindakan yang dipilih secara matang dalam usaha memperbaiki status kesehatan keluarga serta menambah kemampuan mereka dalam menyatakan masalah kesehatannya. (Baylon, 1978)
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengurangi dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan, itervensi keperawatan keluarga dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap keluarga.
2.      Tahap-tahap proses keperawatan
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ketahap yang lainnya.
a.      Pengkajian (assessment)
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun social yang merupakan system yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Dasar pemikiran pengkajian adalah suatu perbandingan ukuran atau penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan, nilai-nilai, prinsip-prinsip, aturan-aturan dan harapan-harapan, teori, konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga. Yang termasuk dalam tahap ini adalah:
Norma yang digunakan untuk memutuskan status kesehatan keluarga adalah :
1)      Keadaan kesehatan norma dari setiap anggota keluarga.
2)      Keadaan rumah dan lingkungan yang membawah pada peningkatan kesehatan keluarga.
3)      Sifat dinamika keluarga dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat membawah kepada perkembangan keluarga dan perubahan perilaku sehat termasuk dalam tahap ini adalah pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan melalui:
(1)   Wawancara
(2)   Pengamatan (observasi)
(3)   Studi dokumentasi
(4)   Pemeriksaan fisik
Data-data yang dikumpul sebagai berikut:
(1)   Identitas keluarga
(2)   Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah dialami.
(3)   Anggota keluarga
(4)   Pengkajian lingkungan
(5)   Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan yang ada.
(6)   Keadaan keluarga meliputi: keadaan biologis, psikologis, social, cultural, spiritual, lingkungan, dan data penunjang lainnya.
3.      Analisa data
Di dalam menganalisa data, ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu:
(1)      Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi:
(a)          Keadaan kesehatan fisik, mental, social anggota keluarga
(b)          Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
(c)          Keadaan gizi, status imunisasi
(d)         Kehamilan dan KB
(2)      Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan meliputi;
(a)      Rumah: ventilasi, penerangan, kebersihaan, luas rumah, jumlah kamar
(b)     Sumber air minum
(c)      Jamban
(d)     SPAL
(3)   Karakteristik keluarga: sifat-sifat keluarga, dinamika dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga, interaksi antara anggota keluarga, kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
4.      Perumusan masalah
Rumusan masalah keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalami tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut olek keluarga tersebut.
Perumusan masalahh kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapang yang didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijasikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping melalui diskusi-diskusi diantara perawat dan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang ada pada keluarga.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang perawat harus selalu mangacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alas an deri ketidak mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah besar, yaitu:
(1)   Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk dalam ancaman kesehatan adalah:
(a)      Penyakit keturunan, seperti asmaa bronchiale, DM.
(b)     Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menulaar, seperti TBC, hepatitis.
(c)      Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga.
(d)     Resiko terjdi kecelakaan dalam keluarga misalnya benda tajam diletakkan disembarangan tempat.
(e)      Kekurangan/kelebihan gizi
(f)      Keadaan yang dapat menimbulkan stress misalnya hungan keluarga yang tidak harmonis.
(g)     Sanitasi lingkungan buruk misalnya ventilasi dan penerangan rumah kurang baik, tidak ada tempat sampaah, tidak ada jamban, SPAl tidak ada.
(h)     Kebiasaan yang merugikan kesehatan misalnya merokok, miras, personal hygiene kurang.
(i)       Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah.
(j)       Riwayat persalinan sulit
(k)     Memakai peranan yang tidak sesuai, misalnya anak perempuan memainkan peran ibu karena meninggal, anak laki-laki memainkan peran ayah.
(l)       Imunisasi anak tidak lengkap
(2)   Kurang /tidak sehat, adalaah kegagalan dalam memantapkan kesehatan yaitu:
(a)      Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum di diagnose
(b)     Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
(3)   Situasi krisis : adalah saat-saat banyak menurut individu dan keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk di dalamnya adalah : masalah perkawwinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, penambahan anggota keluarga, abortus, anak masuk sekolah, anak remaja,kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga dan pindah rumah.
Ketidak mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan antaralain:
(1)   Ketidak sanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena:
(a)      Kurang pengetahuan
(b)     Rasa takut akibat masalah diketahui
(c)      Sikap dan falsafah hidup
(2)   Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat:
(a)    Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah.
(b)   Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
(c)    Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga.
(d)   Tidak sanggu memilih tindakan diantara beberapa pilihan.
(e)    Ketidakcocokan pendapat antara anggota keluarga
(f)    Tidak mengenal fasilitas kesehatan yang ada.
(g)   Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
(h)   Takut dari akibat tindakan
(i)     Sikap negative terhadap masalah kesehatan
(j)     Kurang percaya terhadap petugas kesehatan
(k)   Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.
(3)   Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena:
(a)    Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya: sifat, penyebab, perjalanan penyakit, gejala dalam perawatan serta pertumbuhan dan perkembangan anak.
(b)   Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
(c)    Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
(d)   Tidak seimbang antara sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya: keuangan.
(e)    Sikap negative terhadap yang sakit
(f)    Konflik individu dalam keluarga
(g)   Sikap dan pandangan hidup
(h)   Perilaku yang mementingkan diri sendiri
(4)   Ketidaksangguapan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota keluarga, disebabkan karena:
(a)    Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggungjawab.
(b)   Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan
(c)    Konflik personal dalam keluarga
(d)   Ketudaktahuan tentang upaya pencegahan penyakit
(e)    Ketidak mampuan keluarga, karena sikap acuh terhadap anggota keluarga yang sakit.
(5)   Ketidakmampuan sumber di masyarakat untuk memelihara kesehatan, disebabkan karena:
(a)      Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
(b)     Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
(c)       Kurang percaya terhadappetugas kesehatan dalam lembaga kesehatan
(d)     Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
(e)      Rasa takut terhadap akibat dari tindakan
(f)      Fasilitas yang dibutuhkan tidak terjangkaau
(g)     Tidak adanya fasilitas yang dibutuhkan
(h)     Rasa asing dan tidak adanya dukungan dari masyarakat
(i)       Sikap dan falsafah hidup.
5.      Diagnose keperawatan pada tingkat keluarga
Diagnose keperawatan adalah pernyataan tentang factor-faktor yang mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan.
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawataan keluarga, ditetapkan berdasarkan factor resiko dan factor potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Diagnose keperawatan ditegakkan berdasarkan formulasi PES (problem, etiologi, sing)
6.      Prioritas masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnose keperawatan selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan prioritas masalah adalah:
(1)   Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi selakigus.
(2)   Perlu mempertimbangkan masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.
(3)   Perlu mempertimbangkan respond an perhatikan keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan diberikan.
(4)   Keterlibatan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
(5)   Daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan keluarga.
(6)   Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa criteria sebagai berikut:
(1)   Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :
(a)    Ancaman kesehatan
(b)   Keadaan sakit atau kurang sehat
(c)    Situasi krisis
(2)   Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.
(3)   Prioritas masalah untuk mencegah adalah sifat dan yang timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
(4)   Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.










Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas seperti tablel berikut ini
Tabel 2.1 : Skala
No.
KRITERIA
NILAI
BOBOT
1.
Sifat masalah
Skala :
Ancaman kasehatan
Tidak/kurang sehat
Krisis


2
3
1
1
2.
Kemungkinan maslah dapat diubah
Skala :
Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat


2
1
0
2
3.
Potensi masalah untuk diubah
Skala:
Tinggi
Cukup
Rendah


3
2
1
1
4.
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat harus ditangani
Masalah yang tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan


2
1
0
1
Sumber : Effendi (1998)


Scoring:
(1)   Tentukan skor untuk setiap criteria
(2)   Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan denga bobot:
 
(3)   Skor
(4)   Jumlah skor untuk semua criteria
(5)   Skor tertinggi adalah 5, dan sama seluruh bobot
b.      Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah di idetifikasi.
1)      Ciri-ciri rencana keperawatan keluarga:
a)      Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi.
b)      Merupakan hasil proses yang sistematis dan dipelajari dari pikiran yang logis.
c)      Rencana keperawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan dating.
d)     Berkaitan dengan kesehatan dalam masalah keperawatan yang ddiidentifikasi.
e)      Rencana keperawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
2)      Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung pada:
a)      Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.
b)      Rencana yang realitas, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
c)      Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d)     Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
(1)   Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
(2)   Menentukan prioritas masalah.
(3)   Memilih tindakan yang tepat
(4)   Penetalaksanaan tindakan, penilaian hasil tindakan.
e)      Dibuat secara tertulis
3)      Pentingnya pembuatan rencana keperawatan (litlec dan karnavale):
a)      Memberikan perawatan yang khusus karena dapat mempermudah penyampaian perawatan yang cepat dengan memperhatikan kenaikan si penerima.
b)      Membantu dalam menentukan prioritas dengan memberikan data-data tentang keadaan dan sifat masalah.
c)      Mengembangkan komunikasi yang sistematis antara tenaga kesehatan yang bersangkutan.
d)     Manjamin keseimbangan dari perawatan yang diberikan.
e)      Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian informasi kepada tim kesehatan lainnya tentang tindakan yang dikerjakan oleh perawat.
7.      Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untu menilai keberhasilan rencana tindakan yang telah diberikan dan jika belum berhasil perlu dususun rencana baru yang sesuai. Tahap evaluasi yaitu melalui tahap pertama dari proses pengkajian dan mengulang secara spirit yang berlangsung terus menerus sehingga keluarga dapat meningkatkan status kesehatan.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S            :    adalah hal-hal yang ditentukan oleh perawat secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O           :    adalah hal-hal yang ditemukan perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan
A           :    adalah analisa dan hasil yang dicapai dengan mengacu pada tujuan yang berkaitan dengan diagnosis.
P            :    adalah perencanaan yang akan dating setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi. (Zaidin, 2002)





1 komentar:

  1. Mantap banget artikelnya penjelasan kesehatan keluarga yang sangat jelas dan detil sekali. terima kasih admin ane jadi lebih mengetahui tentang kesehatan keluarga.

    BalasHapus